Jumat, 17 November 2017

Puisi hujan

Rindu Hujan

Aku rindu hujan dini hari
Dingin yang bersemi
Tumbuh subur birahi
Merasuki sepi

Aku rindu hujan dini hari
Ritmis yang merdu
Merintik syahdu
Di hati yang melupa waktu

Aku rindu hujan dini hari
Yang gemerciknya mengetuk sunyi
Membasahi pipi
Menderas namamu lagi

Ono Tksh
Jkt' November 2017

Kamis, 01 Desember 2016

Puisi

UNTUKMU CINTA

:Deny Ahmad Sudrajat

Jangan dulu pergi!
Sebentar lagi usai kukemas cerita
Untukmu, kan kuhantar dan tukar semuanya
Mimpi, peluh perjalanan dan pundi-pundinya

Aku tak ingin diam menyimpan cemas, sementara mama mulai membangun kesedihan di pelupuk dan getar bibirnya
Saat detik demi detik pada monitor medis tak jua ada isyarat gerakmu tertangkap di matanya.

Di nadimu; melekat amsal
Kukecup cinta di bibir kata
Mengalir dalam darah, serupa perjalanan do'a
Dari denyut-denyutnya mengekalkan kasih kita

Sambut kakak di beranda
Tak sabar kubayangkan binar-binar kejut, panggilan kecil, canda yang dulu, lalu kita sama tertawa
Di meja makan, di ruang depan, di sudut-sudut kenangan, kita mengulang getar-getarnya

Bertahanlah, Dik!
Masih banyak waktu untuk kita menulis dan mengeja bilangan usia

人长与人尺人 ㈠人ㄒ工
口ㄇ口 ㄒ长与㈠
了长ㄒ 011212
1 Desember 2012 pukul 19:02

Jumat, 25 November 2016

Hujan

Hujan

aku, hujan
merintik panjang di urat daun
gulir yang embun
sejauh mana desir berayun
jatuh di sela-sela batu
atau menelusup jauh di pecah dadamu

aku, hujan
mengusung senja pelan-pelan
dalam dingin jejak sang pejalan
mengeraskan letup-letup kenangan
di setiap rapal kepulangan

aku, hujan
kembali ke pangkuan
kembali ke lautan
kembali ke awan
kembali dan selalu kembali dihujankan

Ono Takashih
Jkt'27101

Kamis, 03 November 2016

JARING-JARING

Kawanku, jaring
Ia belum juga bisa menyaring
Semuanya ditarik, tak mau ambil pusing
Ikan kecil, kepiting bahkan wajah-wajah asing

Kawanku, jaring
Kali ini ia kena batu
Tubuhnya koyak koyak membiru
Kubaringkan di tempat yang dulu, dekat surau di rimbun pohon bambu
Ia pun berlalu, lebih suka menambalnya dengan dusta-dusta yang baru

Kawanku, jaring
Tubuhnya kembali lentur
Mengendap-endap menggali kubur
Mulailah ia membidik bidak bidak catur
Ditambahkannya jamur dan kencur
Kelak, wanginya kian lumpur

Kawanku, jaring
Di tubuhnya yang penuh lubang
Ulat ulat negeri nyaman bersarang

口ㄇ口  ㄒ长与㈠
了长ㄒ 111116

Kamis, 27 Oktober 2016

MONOLOG GAGAK

MONOLOG GAGAK

saat-saat sepinya surau
aku ingin sekali meracau
tentang lembah hijau
kabut danau
dan pagi dengan embunnya yang kemilau
di rimbun ilalang, sendiri, aku terpukau

ah, kenapa harus sembunyi
lihat, wajahku tak lagi sepi
rupa-rupa berseri
bunga-bunga cahaya bersemi
tiada henti merebak wangi kasturi

sayang, aku hanyalah gagak hitam
senandung malam yang parau dan tajam
beberapa tak bisa memejam
sebagian meyakininya dengan diam
aku, sunyi, dan episode kelam
selalu ada kelahiran baru dan doa yang bersemayam

di sepinya surau
lebih tegas dan keras
mengabarkan cemas
di pintu-pintu si pemalas

คкรคгค ђคtเ
๏ภ๏ tคкครђเђ
Jкt 8 ๓єเ'14

8 Mei 2014 pukul 14:54 ·

Senin, 01 September 2014

LEPAS

"Bangunlah, Fah! Kau pasti lupa lagi untuk merawat taman kita." Lelaki kumal itu hanya menggeliat dan menarik selimut yang sudah merosot dan hampir jatuh dari ranjang. "Fah, ini hari Minggu, sayang. Waktunya merawat Lilyku. Aku ingin musim semi nanti semerbak wanginya di beranda kita."

Kali ini Fah menjawab dengan geram.
"Kenapa selalu Lily putih. Kau tahu aku selalu ingin berikan warna merah yang rekah untukmu, Riri. Tapi kau menginginkan warna itu. Sebab itulah aku enggan merawatnya."
Diangkatnya gelas tinggi-tinggi. 
"Untukmu, Ri! Aku bersulang bergelas-gelas anggur, sebelum malam semakin lumpur."
Lengang, tatapan kosong, kamar yang berantakan. Berapa tahun Fah segila itu? Dan baru menyadari, Riri sudah marah ke sekian kali. Tak kembali

Hujan dan angin
Sepasang sajak yang paling dingin
Basah yang digenangkan
Gigil yang disempurnakan
Seperti juga jejak cumbuan kemarin
Selalu saja gagal kutepiskan

Malam ini aku kembali ke rumah puisi
Tempat yang tak dapat kuinsyafi
Di sini, kau berhenti berlari
Rebahkan mimpi
Membangun sunyi
Mengenalkan wangi putih lili

Saat-saat ketiduran semalam
Separuhnya, kunci ini masih kugenggam
Separuhnya lagi remuk redam
Jatuh dalam janji yang paling diam
Kudekap lagi setengah pejam
Di tubuhmu puisiku bersemayam

Awal September 2014
Ono & Fy

Kamis, 27 Maret 2014

PEREMPUAN SENJA

PEREMPUAN SENJA

kau, wanita
di punggungmu gemercik senja
cahaya yang diredupkan
jejak-jejak lelaki hujan

cinta terbaik tak seharusnya singkat dan padam
oleh dingin dan sepi yang mengintip gaun malam
dari geliat rindu yang terpendam
hingga di rahimmu memeram dendam

duhai, perempuan
sepanjang kenang adalah pelarian
yang lebih rapuh dari impian
semoga kau temukan doa ibu yang memantrai perjalanan

OT
JKT'280314